Pages

Senin, 10 Oktober 2011

Makalah Bimbingan Konseling



I.PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks  adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.



1.2  Rumusan masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa:
1.      Apa  defenisi bimbingan dan konseling yang ditulis para ahli?
2.      Apa  fungsi dari bimbingan konseling.
3.      Apa  macam asas  bimbingan konseling.

1.3  Tujuan
1.      Dapat menganalisis,mengdeskripsikan,kata kunci, menanggapi dan menyimpulkan defenisi bimbingan dan konseling yang ditulis para ahli.
2.      Menaggapi sebagai calon guru fungsi dari bimbingan konseling.
3.      Menginternalisasikan berbagai macam asas  bimbingan konseling.




























II.LANDASAN TEORI



Manusia adalah mahluk sosial. Artinya adalah manusia tidak dapat hidup sendiri. Sehingga manusia tersebut mau tak mau harus dapat hidup berkelompok dan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Menurut berbagai ahli filsafat, (Victor Frankl, Patterson,
Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :
· Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk
meningkatkan perkembangan dirinya.
· Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
· Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri
khususnya melalui pendidikan.
· Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya
untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol
keburukan.
· Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara
mendalam.
· Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud
melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
· Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
· Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat
Pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan
manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadiapa manusia itu.Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun,
manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untukmelakukan sesuatu. Untuk menciptakan berkesinambungannya peradaban manusia, makaperan pendidikan sangatlah penting. Perhatian yang penuh terhadap peningkatan mutu pendidikan akan berefek pula terhadap semakin tingginya peradaban manusia. artikel pendidikan yang disajikan dibawah ini ingin sedikit mengupas beberapa sisi pendidikan, karakter pendidikan, metode
pendidikan, tujuan pendidikan, pengembangan pendidikan, kurikulum pendidikan sertabeberapa kejadian seputar pendidikan.
Salah satu unsur pendidikan yang sangat mempengaruhi peradaban manusia adalah penyelenggaraan bimbingan konseling, dimana bimbingan konseling sangat penting untuk menciptakan hubungan manusia yang harmonis antara manusia dan lingkungan, manusia dan manusia ataupun manusia dengan Tuhannya.
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).


Konseling sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang
memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupunsosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, diantaranya:
a.       pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial
b.      ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga
c.       perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri.

















III.  PEMBAHASAN



A.PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pengertian Bimbingan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, memprsiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabtan yang dipilihnya itu (Frank Parson, dalam Jones 1951)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan diberikan kepada individu
b.      Bimbingan mempersiapkan individu untuk memasuki suatu jabatan.
c.       Bimbingan menyiapkan individu agar mencapai kemajuan dalam jabatan.
Tanggapan: bantuan  hanya menitik beratkan pada jabatan tidak termasuk yang lain.
2.      Bimbingan membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan dan pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan dan satu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah terhadap kehidupan. (Donsmor dan Miller, dalam Mc Daniel 1969)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan berusaha membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan,  jabatan
b.      Bimbingan dilakukan secara sistematis
c.       Bimbingan bertujuan agar menyesuaikan diri dengan kebutuhan sekolah dan kehidupan.
Tanggapan:
3.      Bimbingan membantu setiap individu lebih mengenali informasi dunia sendiri (Chikolmn, dalam Mc Daniel 1959)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan membantu setiap individu.
b.      Bimbingan berusaha agar klien memahami diri sendiri.
Tanggapan: individu hanya dapat mengenali dirinya sendiri tanpa lingkungan lain.
4.      Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guan membatu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya dia memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat. (Lefever, dalam Mc Daniel 1959).
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan merupakan bagian dari proses pendidikan.
b.      Bimbingan dilakukan secara teratur dan sistematik.
c.       Bimbingan diberikan anak muda.
d.      Bimbingan menentukan dan mengarahkan dirinya sendiri.
e.       Bimbingan berusaha agara klien memproleh pengalaman-pengalam yang berguna.
Tanggapan: tidak semua pengalaman berguna dan dapat dijadikan sebagai pedoman.
5.      Bimbingan sebagai proses pelayanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan,rencana, dan interprestasi yang diperlukan untuk menyesuaikan yang baik.(Smith, dalam Mc Daniel 1959)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan merupakan suatu proses layanan.
b.      Bimbingan memberikan bantuan kepada individu.
c.       Bimbingan bertujuan agar klien memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
d.      Bantuan yang diberikan melalui bimbingan digunakan untuk membuat piliha-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi
e.       Bantuan untuk penyusuain diri yang baik.
Tanggapan: bantuan tersebut hanya membantu untuk menentukan pilihan tidak memahami diri sendiri.
6.      Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individ-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan, hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya, membuat keputusan sendiri dan menaggung bebannya sendiri. (Crow & Crow, 1960)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seseorang laki-laki atau perempuan.
b.      Bimbingan berbenah agar klien memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik.
c.       Bantuan melaui bimbingan diberikan kepada individu.
d.      Bimbingan untuk klien sembarang usia.
e.       Bimbingan bertujuan agar klien memperoleh kemandirian dalam membuat rencana dan membuat keputusan-keputusan.
f.       Bimbingan bertujuan agar klien bertanggung  jawab atas keputusan-keputusan yang dibuat.
Tanggapan: kurang memberikan pemehaman terhadap lingkungannya.
7.      Bimbingan membantu sesorang agar berguna, tidak sekedar mengikuti kegiatan yang berguna. (Tiedeman, dalam Bernard & Fullmer 1969)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimibngan membantu seseorang agar menjadi berguna.
Tanggapan: baik, karena seseorang dapat berguna dalam berbagai hal.
8.      Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. ( Mortensen & Schmuller, 1976)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan merupakan bagian dari keseluruhan usaha pendidikan.
b.      Bimbingan menyediakan berbagai kesempatan.
c.       Bimbingan dilakukan oleh orang yang ahli.
d.      Bimbingan mengembangkan kemampuan secara optimal.
e.       Bimbingan sesuai dengan ide-ide demokratisasi bahwa masing-masing anak memiliki bakat kemampuan dan minat yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Tanggapan: kemampuan individu dapat dikembangkan dengan memperhatikan kemampuan masing-masing individu.
9.      Bimbingan merupakan segala kegiatan tujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.( Bernard & Fullmer 1969) .
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan itu dilakukan dengan berbagai cara.
b.      Bimbingan itu dilakukan untuk meningkatkan kewujudan diri.
c.       Bimbingan itu diberikan kepada individu.
Tanggapan: bimbingan hanya untuk mencapai tujuan realisasi individu.
10.  Bimbingan sebagai pendidikan dan perkembangan yang menekankan proses belajar yang sistematis. Mathewson, dalam Bernard & fullmer 1969).
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan merupakan pendidikan dan perkembangan.
b.      Bimbingan ditekankan pada proses belajar.
Tanggapan: tidak adanya pemahaman terhadap pribadi.
11.  Bimbingan adalah yang bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuain yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan atau diwarisi tetapi harus dikembangkan. (Jones, Staffire & Stewart, 1970)
Analisis dan Deskripsi kata kunci:
a.       Bimbingan merupakan proses bantuan.
b.      Bimbingan diberikan kepada individu.
c.       Bimbingan bertujuan agar klien dapat membuat pilihan-pilihan secara bijaksana.
d.      Bimbingan dilaksanakan berdasarkan atas prinsip-prinsip bahwa setiap individu mempunyai hak dan kewajiban memilih jalan hidupnya sendiri.
e.       Dalam memilih jalannya itu, individu tidak mencampuri hak orang lain.
f.       Kemampuan membuat pilihan-pilhan dan keputusan-keputusan tidak diturunkan atau diwarisi , melainkan harus dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan.
Tanggapan: kurangnya pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Pengertian Konseling menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan. (Jones,1951)
Rumusan 1
a)      Konseling terdiri atas kegiatan : pengungkapan fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan pada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya.
b)      Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa.
c)      Tujuan konseling adalah agar siswa dapat mencapai perkembangan yang semakin baik, semakin maju.

2.      Interaksi yang terjadi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien terjadi dalam suasana yang profesional dilakukan dan dijaga sebagai alat memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien. (Pepinsky & Pepinsky, dalam Shertzer & Stone, 1974).
Rumusan 2
a.       Konseling merupakan proses interaksi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien.
b.      Dilakukan dalam suasana profesional.
c.       Berfungsi dan bertujuan sebagai alat (wadah) untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien.
3.      Suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi. (Maclean, dalam Shertzer & Stone, 1974).
Rumusan 3
a.       Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan.
b.      Dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka.
c.       Individu yang dikonseling adalah individu yang sedang mengalami gangguan atau masalah.
d.      Dilakukan oleh orang yang ahli , yaitu orang yang telah terlatih baik dan telah memiliki pengalaman.
4.      Bertujuan untuk mengatasi masalah/gangguan.
Suatu prosesdimana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya. (Smith, dalam Shertzer & Stone,1974).
Rumusan 4
a.       Konseling merupakan proses pemberian bantuan.
b.      Bantuan tersebut dilakukan dengan menginterpretasikan fakta-fakta atau data, baik mengenai diri individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya, khususnya yang menyangkut pilihan-pilihan dan rencana-rencana yang akan dibuat.
5.      Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu. (Division of Conseling Psychology).
Rumusan 5
a.       Konseling merupakan proses pemberian bantuan.
b.      Bantuan diberikan kepada individu-individu yang sedang mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangannya.
c.       Konseling dapat dilakuka pada setiap waktu.
d.      Konseling bertujuan agar individu dapat mencapai perkembangan yang optimal.
6.      Suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya. (McDaniel,1956).
Rumusan 6
a.       Konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien.
b.      Dalam pertemuan ini konselor membantu klien mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
c.       Tujuan dan pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat menyesuaikan dirinya, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.
7.      Proses dalam mana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya. (A.C. English, dalam Shertzer & Stone, 1974 ).

8.      Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahgami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, 1959).
Rumusan 8
a.       Konseling dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka antara dua orang.
b.      Konseling dilakukan oleh orang yang ahli (memiliki kemampuan khusus dibidang konseling).
c.       Konseling merupakan wahana proses belajar bagi klien, yaitu belajar memahami diri sendiri, membuat rencana untuk masa depan, dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
d.      Pemahaman diri dan pembuatan rencana untuk masa depan itu dilakukan dengan menggunakan kekuatan-kekuatan klien sendiri.
e.       Hasil-hasil konseling harus dapat mewujudkan kesejahteraan, baik bagi diri pribadi maupun masyarakat.
9.      Membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan memberikan.

B. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING SEBAGAI BERIKUT :
  1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
  2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
  3. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). 
  4. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
  5. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
  6. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
  7. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
  8. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  9. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
  10. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
  11. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling
C.ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING
1.    Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2.    Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3.    Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4.    Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5.    Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
6.    Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7.    Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8.    Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9.    Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
10.  Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11.  Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain










IV.   KESIMPULAN


1.      Bimbingan konseling tidak hanya membantu memahami diri sendiri dan lingkungan sekitarnya tetapi juga membantu dalam mengambil keputusan dan tujuan hidupnya, dengan melalui proses pertemuan antara konselor (yang ahli) dan klien untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi klien.
2.      Bimbingan konseling memiliki 11 fungsi dan memiliki 11 asas-asas.
3.      Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku.
4.      Fungsi pemahan memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan peningkatan perkembangan dan kehidupan klien memahami berbagai hal yang esensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien itu.

DAFTAR PUSTAKA

Manrihu, Muhammad Thayed, 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir : Bumi Aksara. Jakarta.
Marlina, 2007. Asesmen dan Strategi Intervensi Anak ADHD (Attention Defiecit Hyperactivity Disorders): Departemen Pendidikan Nasional, Derekorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Derektorat Ketenagaan. Jakarta.
Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling : Rineka Cipta. Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi: PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.




 \

1 komentar:

Unknown mengatakan...

mksh byk bhannya :)

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Blog Gado-Gado. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And RegistryBooster Review.